Chemistry

Sabtu, 11 Mei 2013

makalah pencemaran air di bengawan solo


Pencemaran Air di Sungai Bengawan Solo


Disusun Oleh                :
Nama            : Dita Try Oktaviyanti
NIM               : 4301411067
Rombel         : 3

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
    ANGKATAN 2011


KATA PENGANTAR

        Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan makalah dalam rangka memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Pengantar Kimia Lingkungan dengan judul “Pencemaran Air di Sungai Bengawan Solo”.
Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam membuat laporan penelitian ini dengan memotivasi penulis dalam menyusunnya:
1.      Bu Sundari selaku pengampu mata kuliah Pengantar Kimia Lingkungan.
2.      Orang tua yang telah memberi doa restu dan dukungan baik secara moral maupun materiil pada penulis.
3.      Pihak-pihak lain yang telah membantu penyusunan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulisan makalah ini salah satu sarana yang sangat baik sebagai bahan tinjauan kembali mengenai masalah pencemaran air, sehingga dapat mengetahui dampak dan cara untuk mengatasi pencemaran tersebut.
Penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam menyusun makalah ini, tetapi ’tak ada gading yang tak retak’, penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
              

Semarang, 2 Juli 2012

    Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
BAB II  PEMBAHASAN
2.1.Peran Air dalam Kehidupan
2.2.Arti Penting Air dan Sungai
2.3.Pencemaran Air
2.4. Sumber Pencemaran Air Sungai Bengawan Solo
2.5. Dampak
2.6. Solusi
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1                          Latar Belakang

Perkembangan industri dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, sampah industri dan sampah domestik yang dihasilkan oleh penduduk mengakibatkan semakin terbebaninya air, tanah dan udara.
Bagi masyarakat pedesaan sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber polutan dapat berasal dari mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai, dan semua pada akhirnya akan bermuara ke sungai, pencemaran polutan air ini dapat merugikan manusia bila manusia mengkonsumsi air yang tercemar.
Bengawan Solo adalah salahsatu sungai yang tingkat pencemarannya sangat tinggi, lebih dari 100 industri, baik industri besar maupun kecil di Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, membuang limbahnya ke sungai terpanjang (600 kilometer) di Jawa ini. Belum lagi pengerukan pasir ilegal baik secara tradisional maupun menggunakan mesin diesel. Dengan begitu permasalahan pencemaran air Sungai Bengawan Solo ini patut dicari solusi alternatifnya , sebelum pencemaran ini berdampak lebih luas lagi bagi kehidupan masyarakat luas dan masyarakat  sekitar Bengawan Solo pada khususnya.



1.2                          Rumusan Masalah

a.      Peran air dalam kehidupan
b.      Arti penting air dan sungai
c.       Apa itu pencemaran air
d.      Apa saja yang menyebabkan pencemaran air  Sungai Bengawan Solo
e.      Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air Sungai Bengawan Solo
f.        Solusi yang dapat membantu mengurangi pencemaran air Sungai Bengawan Solo

1.3                           Tujuan

a.      Mengetahui peran air dalam kehidupan
b.      Mengetahui arti penting air dan sungai
c.       Mengetahui pengertian pencemaran air
d.      Mengetahui penyebab pencemaran air Sungai Bengawan Solo
e.      Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air Sungai Bengawan Solo
f.        Mengetahui solusi yang dapat membantu mengurangi pencemaran air Sungai Bengawan Solo









BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Peran Air dalam Kehidupan

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa kita pisahkan dengan kehidupan sehari-hari sebagai makhluk hidup didunia. Air merupakan bagian yang esensial bagi makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, maupun manusia. Semua makhluk hidup memerlukan air bahkan tanpa air memungkinkan tidak ada kehidupan. Demikian pula manusia mungkin dapat hidup selama beberapa hari tanpa makan tetapi tidak akan bertahan hidup selama beberapa hari tanpa minum, air sangat penting untuk kehidupan bukanlah suatu yang baru karena telah lama diketahui bahwa tidak satupun kehidupan yang ada didunia dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air yang cukup.
Bagi manusia kebutuhan akan air ini amat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar73% dari bagian tubuh, sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya. Akan tetapi banyak hal air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia. Padahal dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci, membersihkan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.



2.2  Arti Penting Air dan Sungai

Air adalah zat, materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi, terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Air adalah sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air merupakan media penularan penyakit. Air merupakan hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi umat manusia, untuk produksi barang industri, serta untuk produksi makanan dan kain, air juga merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga, tanpa air tidak mungkin ada kehidupan di muka bumi ini.
Sungai adalah sumber air yang sangat penting fungsinya, sungai mengalirkan air dari daerah aliran sungai (DAS) ke laut. Sungai sebagai tempat berlangsungnya siklus hidrologi, mengangkut endapan hasil erosi dan polutan, juga berperan serta dalam kelangsungan siklus erosi itu sendiri. Dua peran sungai ini mempengaruhi keseimbangan ekosistem daerah aliran sungai (DAS).
Manfaat terbesar sungai adalah sebagai bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, sebagai sarana irigasi pertanian , dan bahkan dijadikan sebagai objek wisata.

2.3  Pencemaran Air

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Indikator atau tanda bahwa air telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda-tanda  yang dapat diamati:
-          Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
-          Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH 
-          Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

2.4  Sumber Pencemaran Air Sungai Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo terbagi atas 23 Sub DAS yaitu : Sub DAS Keduang, Sub DAS Wiroko, Sub DAS Solo Hulu, Sub DAS Wuryantoro, Sub DAS Temon, Sub DAS Kalikatir, Sub DAS Jlantah, Sub DAS Samin, Sub DAS Dengkeng, Sub DAS Pepe, Sub DAS Brambang, Sub DAS Langkap, Sub DAS Siliwur, Sub DAS Premulung, Sub DAS Jenes, Sub DAS Samin, Sub DAS Grompol, Sub DAS Mungkung, Sub DAS Walikan, Sub DAS Kenatan, Sub DAS Padas, Sub DAS Kedungdowo dan DAS Bengawan Solo (Hilir).












Ø Sumber Pencemar (non point sources)

Beban Pencemaran dihitung secara cepat dengan menggunakan rujukan dari World Healt Organization (WHO). Beban pencemaran  adalah  jumlah  suatu  unsur  pencemar  yang  terkandung  dalam  air  atau  limbah. Perhitungan beban pencemaran dilakukan di beberapa Sub DAS yang mengalir ke DAS Bengawan Solo Segment Jawa Tengah terhadap kegiatan atau usaha skala kecil (rumah tangga) yaitu peternakan, permukiman, pertanian, dan Industri kecil dengan hasil sebagai berikut :

a.     Peternakan

    
Jenis peternakan terdiri dari ternak sapi, babi, itik dan ayam



No.
Nama Sub DAS
Lokasi
Jumlah
(ekor)
Beban Pencemaran (kg/hr)




BOD
COD
1.
Keduang
Wonogiri
4.079
344,27
688,52
2.
Wiroko
Wonogiri
29
19,86
809,59
3.
Alang Ngunggahan
Wonogiri
293
200,68
401,37
4.
Solo Hulu
Wonogiri
1.239
455,33
901,68
5.
DAS Bengawan Solo
Wonogiri
1.239
44,85
89,70
6.
Jlantah
Sukoharjo
133.741
3.070,78
6.141,52
7.
Samin
Sukoharjo
44.926
861,89
1.723,76
8.
Dengkeng
Sukoharjo
290
198,65
397,30
9.
Pepe (hulu)
Sukoharjo
94.569
1.185,54
2.371,04
10.
Brambang
Sukoharjo
57.865
626,50
1.384,57
11.
Langkap
Sukoharjo
1.082
687,15
1.374,29
12.
Siluwur
Sukoharjo
344
224.71
449,43
13.
Samin
Karanganyar
261.970
10.563,13
21.126,26
14.
Grompol (hulu)
Karanganyar
26.360
7.133,03
14.266,06
15.
Mungkung (hulu)
Karanganyar
116.650
3.316,65
6.633,30
16.
Walikan
Karanganyar
8.296
5.682,76
11.365,52
17.
Grompol (hilir)
Sragen
514.324
6.922,52
13.845,05
18.
Mungkung (hilir)
Sragen
515.206
10.583,76
21.168,00
19.
Kenatan
Sragen
169.746
5.120,46
10.240,92
20.
Padas
Sragen
405.410
9.059,47
18.119,94
21.
Kedungdowo
Sragen
163.591
2.368,78
4.737,57
22.
DAS Bengawan Solo
Blora
120.000
360
720

Jumlah

1.766.083
69.030,77
138.955,39







b.     Pertanian

Kegiatan pertanian cukup berpotensi sebagai pencemar, penggunaan pestisida dan pupuk kimia menyebabkan eutrofikasi lingkungan perairan. Luas lahan pertanian di wilayah DAS Bengawan Solo adalah 605.174 ha. Sebagian besar berlokasi di Karanganyar, Sukoharjo dan Sragen. SubDAS yang berpotensi terjadi pencemaran limbah pertanian adalah SubDAS Grompol, Mungkung, Kenatan, Keduang dan Jlantah. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan akan mencemari lingkungan, pencamar utamanya adalah As, Hg, Sulfida dan Amonia. Pestisida kimia sumber pencemar utamanya adalah As, Pb, Hg, Cu, Zn dan pH logam berat tersebut masuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3).

No.
Nama Sub DAS
Lokasi
Luas
(hektar)
Beban Pencemaran (kg/hr)




BOD
COD
1.
Keduang
Wonogiri
10.756
752,92
1.129,38
2.
Wiroko
Wonogiri
4.079
285,53
428,30
3.
Solo Hulu
Wonogiri
1.613
112,91
169,37
4.
Temon
Wonogiri
2.703
189,21
283,82
5.
Kalikatir
Wonogiri
4.209
294,63
441,95
6.
Jlantah
Sukoharjo
7.613
532,91
799,37
7.
Samin
Sukoharjo
4.810
336,70
505,05
8.
Dengkeng
Sukoharjo
1.117
78,19
117,29
9.
Pepe (hulu)
Sukoharjo
1.522
106,54
159,82
10.
Brambang
Sukoharjo
2.551
178,57
267,86
11.
Langkap
Sukoharjo
1.632
114,24
171,36
12.
Siluwur
Sukoharjo
1.866
130,62
195,93
13.
Pepe (hilir)
Surakarta
49
3,43
5,15
14.
Samin
Karanganyar
6.155
430,85
646,28
15.
Grompol (hulu)
Karanganyar
11.261
788,27
1.182,41
16.
Mungkung (hulu)
Karanganyar
7.167
480,41
720,62
17.
Walikan
Karanganyar
3.817
267,19
400,79
18.
Grompol (hilir)
Sragen
5.855
409,85
614,78
19.
Mungkung (hilir)
Sragen
515.206
10.583,76
21.168
20.
Kenatan
Sragen
4.709
329,63
494,45
21.
Padas
Sragen
6.484
453,88
680,82

Jumlah

605.174
16.860,24
30,582.80

c.      Permukiman

Sumber limbah domestic adalah seluruh buangan yang berasal dari kegiatan permukiman meliputi buangan kamar mandi, dapur air bekas cucian dan toilet. Rata-rata konsentrasi BOD sebesar 353,43 mg/lt dan COD sebesar 615,01 mg/lt. Sebagian besar daerah belum memilki sarana pengolahan limbah domestic, meskipun sudah ada paling hanya mampu melayani 3-4% dari total penduduk, sisanya terbuang ke lingkungan, hal yang menyebabkan lingkungan semakin menurun kualitasnya.

No.
Nama SubDAS
Lokasi
Jumlah
(unit)
Beban Pencemaran (kg/hr)




BOD
COD
1.
Keduang
Wonogiri
494.948
2.320,08
5.800,18
2.
Wiroko
Wonogiri
188.763
884,83
2.212,07
3.
Alang Ngunggahan
Wonogiri
145.134
680,32
1.700,79
4.
Solo Hulu
Wonogiri
73.647
345,22
863,05
5.
Wuryantoro
Wonogiri
75.499
353,90
884,75
6.
Temon
Wonogiri
55.680
261,00
652,50
7.
Kalikatir
Wonogiri
57.558
269,80
674,51
8.
DAS Bengawan Solo
Wonogiri
89.885
505,60
1.264,01
9.
Jlantah
Sukoharjo
213.111
1.231,14
3.077,85
10.
Samin
Sukoharjo
151.685
711,03
1.777,56
11.
Dengkeng
Sukoharjo
53.544
250,99
627,47
12.
Pepe (hulu)
Sukoharjo
188.138
1.411,03
3.527,59
13.
Brambang
Sukoharjo
99.507
612,29
1.530,73
14.
Langkap
Sukoharjo
58.151
272,58
681,46
15.
Siluwur
Sukoharjo
66.565
312,02
780,06
16.
Pepe (hilir)
Surakarta
304.536
2.622,05
6.555,14
17.
Premulung
Surakarta
172.876
1.488,46
3.721,16
18.
Jenes
Surakarta
87.508
753,44
1.883,61
19.
Samin
Karanganyar
211.308
990,51
2.476,27
20.
Grompol (hulu)
Karanganyar
139.595
1.046,96
2.617,41
21.
Mungkung (hulu)
Karanganyar
109.692
514,18
1.285,45
22.
Walikan
Karanganyar
223.746
1.048,81
2.622,02
23.
Grompol (hilir)
Sragen
120.069
744.58
1.861,46
24.
Mungkung (hilir)
Sragen
186.823
875,73
2.189,33
25.
Kenatan
Sragen
80.192
375,90
939,75
26.
Padas
Sragen
131.445
616,15
1.540,37
27.
Kedungdowo
Sragen
64.936
487,02
1.217,55
28.
DAS Bengawan Solo
Blora
846.310
4.429,78
11.074,45

Jumlah

3.051.043,
26,415.40
66,038.55

d.     Industri Kecil

Jenis industri skala kecil (rumah tangga) terdiri dari industri tahu, industri batik,  industri tenun, industri alkohol.

No.
Nama SubDAS
Lokasi
Jumlah (unit)
Beban Pencemaran (kg/hr)




BOD
COD
1.
Keduang
Wonogiri
194
0,26
0,53
2.
DAS Bengawan Solo
Wonogiri
19
0,08
0,15
3.
Samin
Skh – Kra
194
115,03
230,05
4.
Premulung
Surakarta
35
14,88
29,75
5.
Kedongdowo
Sragen
196
0,27
0,54

Jumlah

638
130.52
261.02



Ø Pengertian BOD dan COD

Ñ BOD

Dekomposisi bahan organik terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan organik menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi menjadi nitrit atau nitrat (nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, hanya dekomposisi tahap pertama ynag berperan, sedangkan oksidasi bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu.
      Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. Pada dasarnya, proses oksidasi bahan organik berlangsung cukup lama. Menurut Sawyer dan McCarty, 1978 (Effendi, 2003) proses penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme atau oleh bakteri aerobik adalah :

   CnHaObNc   +  (n + a/4 – b/2 – 3c/4) O2              n CO2  +  (a/2 – 3c/2) H2O  +  c NH3  
   bahan organik                   oksigen                     bakteri aerob

Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih relativ mengandung mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan buangan yang bersifat antiseptik atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin, detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya, jumlah mikroorganismenya juga relativ sedikit. Sehingga makin besar kadar BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar.




Ñ COD

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organik tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut :

           HaHbOc  +  Cr2O7 2-  +  H +         CO2  +  H2O  +  Cr 3+

Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).

2.5  Dampak

a)      Dari Limbah Peternakan

Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.
Senyawa nitrogen yang terkandung dalam kotoran ternak adalah sumber polutan yang mempunyai efek polusi yang spesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi penurunan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil proses nitrifikasi yang terjadi di dalam air yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air. Tinja dan urine dari hewan yang tertular dapat sebagai sarana penularan penyakit, misalnya saja penyakit anthrax melalui kulit manusia yang terluka atau tergores. Spora anthrax dapat tersebar melalui darah atau daging yang belum dimasak yang mengandung spora. 

b)      Dari Limbah Pertanian

Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air,tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak. Contohnya ketika di dalam tubuh ikan kadarnya 6
ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.
c)      Dari Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang kesungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri.Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar- besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.




d)      Dari Industri Kecil

*      Industri Tahu
Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai.
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.

*      Industri Batik
Salah satu sumber  limbah adalah industri batik rumahan. Limbah batik mengandung B3, termasuk warna, BOD, COD itu memang tinggi sekali dibanding limbah rumah sakit. Pencemaran limbah batik berasal dari penggunaan zat kimia sebagai pewarna.




*      Industri Tekstil
Pencemaran lingkungan akibat industri tekstil adalah berupa pencemaran debu yang dihasilkan dari penggunaan mesin berkecepatan tinggi dan limbah cair yang berasal dari tumpahan dan air cucian tempat pencelupan larutan kanji dan proses pewarnaan. Zat warna tekstil merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor, dan auksokrom sebagai pengaktif kerja kromofor dan pengikat antara warna dengan serat. Kandungan limbah yang dihasilkan dari proses pewarnaan tergantung pada pewarna yang digunakan. Limbah-limbah yang dihasilkan oleh suatu industri akan dialirkan ke kolam-kolam penampungan dan selanjutnya dibuang ke sungai. Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.

*      Industri Alkohol
Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya  terkandung  mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung.
Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO₄, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang mencemari air dan udara.

Dari berbagai macam polutan yang ditimbulkan dari mulai limbah pertanian, peternakan, pemukiman dan industri kecil tak khayal air sungai Bengawan Solo mengandung berbagai macam bakteri dan virus yang kemudian akan menimbulkan berbagai penyakit bagi manusia, terutama bagi warga sekitar sungai Bengawan Solo, berikut ini disajikan tabel virus atau bakteri dan penyakit yang ditimbulkannya.

Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya

Agen
Penyakit
Virus

Rotavirus
Diare pada anak
Virus Hepatitis A
Hepatitis A
Virus Poliomyelitis
Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri

Vibrio cholerae
Cholera
Escherichia Coli
Diare/Dysenterie
Enteropatogenik

Salmonella typhi
Typhus abdominalis
Salmonella paratyphi
Paratyphus
Shigella dysenteriae
Dysenterie
Protozoa

Entamuba histolytica
Dysentrie amoeba
Balantidia coli
Balantidiasis
Giarda lamblia
Giardiasis
Metazoa

Ascaris lumbricoides
Ascariasis
Clonorchis sinensis
Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum
Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium
Taeniasis
Schistosoma
Schistosomiasis
Sumber : KLH, 2004

Dampak terhadap kehidupan biota air, banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.


2.6   Solusi

Bagi pengusaha ternak limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, apalagi limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified subtances).
Pemanfaatan limbah industri ternak diantaranya : Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah, Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik, Pemanfaatan Untuk Gasbio, ataupun sebagai bahan bakar dengan mengubahnya  menjadi briket.
Bagi para petani yang menggunakan pestisida untuk tanamannya diharapkan menggunakan dengan seefisien mungkin atau dengan katalain tidak berlebihan, karena sisa pestisida tersebut akan mencemari air tanah lingkungan pertanian tersebut.
Menangani Limbah Pemukiman perlu kesadaran dari semua lapisan masyarakat untuk berlaku bijak dengan limbah rumah tangga yang dihasilkannya.
Pengelolaan sampah, perubahan gaya hidup dan pola pikir tentang sampah, melakukan 4R Reduce (pengurangan sampah), Reuse (menggunakan kembali). metode daur ulang dan Replace (mengganti),  serta tidak membuang sampah terutama di sungai. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset.
Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk..  Dan semua itu hanya bisa diwujudkan dengan sebuah tindakan kecil sebagai awalan dan dimulai dari diri sendiri.
Bagi seluruh warga masyarakat diharapkan dapat memilah-milah sampah organik dan anorganik, agar lebih mudah dalam mengolah sampah tersebut menjadi barang daur ulang yang bermanfaat .
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah atau dinetralisir kandungan berbahayanya  agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Berikut ini adalah contoh alat penjernih air skala kecil yang sekiranya dapat dibuat oleh masyarakat :



Instalasi penjernihan air atau rangkaian peralatan penjernihan air bisa kita buat dalam skala kecil, khusus untuk kebutuhan satu rumah tangga saja.. Namun tidak tertutup kemungkinan kapasitas peralatan ini diperbesar lagi dengan berbagai modifikasi. Air keruh atau kotor yang berasal dari danau atau sungai dan belum tercemar oleh limbah industri, khusus logam berat dan zat beracun (Toksik) dapat diproses menjadi air jernih dan siap untuk dikonsumsi. Air ditampung dalam bak penampungan dengan terlebih dahulu melewati saringan agar kotoran-kotoran berupa ranting,daun, dan sampah tidak terikut, kedalam bak penampungan tersebut ditambah kaporit 0,01 permil ( 10mg/liter air ), Tawas 0,10 permil ( 100mg/liter air) dan batu kapur 100 mg/liter air. Tawas atau alumunium sulfat mempunyai daya pengikat koloid, partikel-partikel kotoran sehingga mengelompok dan cepat mengendap, sedangkan kaporit, ( kalsium hipochlorit ) dan kapur berfungsi sebagai desinfektan atau pem,berantas kuman.
Air dari bak penampung, setelah mengalami proses pengendapan selama 6 jam., dialirkan kedalam bak penyaring, dalam bak penyaring ini, air mengalami lima tahap penyarigan yang terdiri dari saringan pasir, kerikil, ijuk, arang, dan bata, kemudian iju lagi. Air yang menetes keluar dari bak penyaring ditampung dalam suatu tempat. selanjutnya ssipa digunakan, sebagai air konsumsi untuk minum dan memasak. Khusus untuk air minum harus ddimasak terlebih dahulu hingga mendidih dengan suhu 100 derajat celcius ( pada tekanan udara normal 1 Atm).










BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
ü  Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
ü  Sumber pencemaran sungai Bengawan Solo diantaranya adalah limbah dari peternakan, pertanian, pemukiman, dan industry kecil seperti industri batik yang cukup banyak terdapat di daerah Solo.
ü  Dari sumber pencemaran air sungai Bengawan Solo diatas dapat menimbulkan berbagai kerugian khususnya bagi masyarakat yang mengkonsumsi air dari sungai tersebut.
ü  Pencemaran Sungai Bengawan Solo dapat diminimalisir, tentunya dengan kesadaran dari warga, pemerintah, maupun pemilik industri kecil atau besar untuk menjaga lingkungan kita bersama.

3.2  SARAN
Demi menjaga sungai Bengawan Solo oleh limbah yang berbahaya perlu kesadaran dari semua pihak, tanggung jawab dari berbagai elemen sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia maupun biota yang berada di air sungai Bengawan Solo.



                                                                                   


DAFTAR PUSTAKA

http://LPTP. Diakses pada tanggal  28 Juni 2012
http://AnneAhira.blogger.html
Mantini, Sri. 2009. Pengantar Kimia Lingkungan. Semarang: UNNES
http://solopos.com.html

1 komentar:

Tommy mengatakan...

Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, chiller, Boiler,evapko, STP,wwtp bakteri, dan nutrisi untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi kami di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
WhatsApp :081310849918

Posting Komentar