Peran Guru Agama
Islam Dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
LOGO SEKOLAH
Disusun
Oleh : Dita Try
Oktaviyanti
NIM : 4301411067
Rombel : 45
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
ANGKATAN 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan observasi dalam bentuk makalah , dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling dengan judul “Peran Guru Agama Dalam Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah”.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan rasa
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam membuat
laporan penelitian ini dengan memotivasi penulis dalam menyusunnya :
1.
Bu Awalya selaku pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
2.
Orang tua yang telah memberi doa restu dan dukungan baik
secara moral maupun materiil pada penulis.
3.
Bapak Slamet Zarkasi selaku narasumber.
Penulisan laporan ini salah satu sarana yang sangat baik sebagai bahan pembelajaran mengenai peranan guru dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah , sehingga dapat memberikan
pengalaman bagi penulis terutama sebagai seorang calon guru pendidik.
Penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam
menyusun makalah ini, tetapi ’tiada gading yang tak retak’, penulis menyadari
bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Semarang, Juni 2012
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BIODATA
GURU..............................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang........................................................................................................
1
1.2 Tujuan......................................................................................................................
3
BAB II IDENTIFIKASI DAN PROSES
2.1.Identifikasi...............................................................................................................
4
2.2.Dialog wawancara...................................................................................................
4
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………... 9
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 13
3.2. Saran ...................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14
LAMPIRAN
Dokumentasi…………………………………………………………………………..
15
Surat
keterangan……………………………………………………………………… 16
Daftar
pertanyaan…………………………………………………………………….. 17
iii
BIODATA GURU
FOTO GURU
Nama
:
Drs. Slamet Zarkasi.
Guru
Bidang Studi :
Agama
Pengalaman
Mengajar : SMK
Sepuluh November 2000-2004
SMK Dr. Tjipto 2004-sekarang
Pendidikan Terakhir : S1 Penyiaran Agama
Islam (Dakwah) , IAIN Walisongo
Semarang
|
Iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bimbingan
dan Konseling merupakan terjemahan dari istilah ”Guidance and Counseling” dalam
bahasa Inggris. Bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu
, baik anak-anak , remaja maupun dewasa , agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri , dengan memanfaatkan
kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku . Sedangkan pengertian konseling adalah suatu proses memberi bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Bimbingan
dan konseling merupakan salah satu bidang pelayanan yang perlu dilaksanakan di
dalam program pendidikan , suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah tidak mungkin akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari para
personil sekolah seperti kepala sekolah . wakil kepala sekolah , koordinator
guru pembimbing , guru pembimbing wali kelas , TU , dan guru mata pelajaran .
Dalam
kedudukannya sebagai personil pelaksana proses pembelajaran di sekolah, guru mata
pelajaran memiliki posisi yang stretegis, dibandingkan dengan guru pembimbing
atau konselor, misalnya, guru mata pelajaran lebih sering berinteraksi dengan
siswa secara langsung, sehingga dapat mengamati secara rutin perkembangan
kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, dan bukan tidak mungkin guru mata pelajaran
akan langsung berhadapan dengan
permasalahan siswa.
1
Tugas dan
tanggung jawab utama guru mata pelajaran di sekolah adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti guru tersebut sama
sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
konstribusi guru mata pelajaran tetap
sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Oleh karena itu guru mata pelajaran ditempatkan
sebagai mitra utama konselor dalam memberikan pelayanan Bimbingan dan
Konseling, begitu juga dengan guru wali kelas.
Prayitno (2003)
memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling adalah:
1. Membantu
memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
2. Membantu guru
pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalihtangankan
siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor
4. Menerima siswa
alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar/latihan khusus (seperti
pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
5. Membantu
mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang
menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan
kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang
dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi
dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
8. Membantu
pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
2
Menurut Heru
Mugiarso dalam Bimibingan dan Konseling
(2009) terdapat beberapa rincian peranan guru dalam penyelenggaraan peleyanan
Bimbingan dan Konseling, yaitu:
a.
Guru sebagai informator
Seorang guru
dapat berperan sebagai informatory, terutama berkaitan dengan tugasnya membantu
guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan Bimimbingan dan
Konseling kepada siswa pada umumnya.
b.
Guru sebagai fasilitator
Guru dapat
berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan pembelajaran
baik yang bersifat preventif ataupun kuratif.
c.
Guru sebagai Mediator
Dalam
kedudukannya yang stretegis dengan siswa, guru dapat menjadi mediator antara
siswa dengan guru pembimbing.
d.
Guru sebagai motivator
Dalam peranan
ini, guru dapat berperan sebagi pemberi motivasi siswa dalam memenfaatkan
layayan Bimbingan dan Konseling di sekolah, sekaligus memberikan kesempatan
siswa untuk memperoleh layanan konseling.
e.
Guru sebagai kolaborator
Sebagai mitra
seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik si sekolah, guru dapat
berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah, misalnya dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan
pembelajaran atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung dalam Bimbingan dan
Konseling.
1.2
Tujuan
Tujuan dari
pelaksanaan wawancara ini adalah mengetahui peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling yang meliputi peran informator ,
fasilitator , motivator , mediator dan kolaborator .
3
IDENTIFIKASI DAN
PROSES
2.1 Identifikasi
Wawancara
dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2012 pukul 12.00-12.45 WIB di rumah Bapak
Slamet selaku narasumber yaitu di Jalan Bukit Cempaka 10/224 , Sendang Mulyo
,Semarang . Wawancara dilakukan di teras rumah Bapak Slamet setelah sebelumnya
meminta ijin dan membuat janji terlebih dahulu untuk melakukan wawancara.
Dalam pelaksanaan
wawancara tersebut saya sebagai pewawancara menyusun pertanyaan terlebih dahulu
, tepatnya sehari sebelum proses wawancara dilaksanakan . Wawancara dilakukan
dengan sistem tanya jawab , saya memberikan pertanyaan , beliau menjawab
pertanyaan dan kemudian saya mencatat jawaban yang diberikan oleh Bapak Slamet
sekaligus merekamnya agar lebih mudah dalam proses penyusunan laporan wawancara
tersebut.
2.2 Dialog
Wawancara
Saya :”Assalamualaikum
Bapak , sebelumnya terimakasih atas waktu yang sudah bapak berikan pada saya.”
Bapak Slamet :”Waalaikumsalam
wr.wb , ya ya mbak silahkan.”
Saya :”Langsung
saja Bapak , terlebih dahulu saya akan menanyakan biodata mengenai Bapak yang
meliputi nama lengkap , alamat rumah , mengajar bidang studi apa , pendidikan
terakhir , dan pengalaman mengajar ?.”
4
Bapak Slamet :”Nama
Lengkap Drs, Slamet Zarkasi , alamat Jalan Bukit Cempaka 10 no.224 , mengajar
agama islam , pendidikan terakhir S1 Penyiaran Agama Islam (Dakwah) IAIN
Walisongo Semarang , pengalaman mengajar 2000-2004 mengajar di SMK 10 November
, 2004-sekarang mengajar di SMK Dr. Tjipto.”
Saya :”Baik
saya rasa cukup Bapak untuk biodatanya , saya langsung ke pertanyaan pertama
Bapak , menurut anda apa pengertian dari BK?.”
Bapak Slamet :”BK
menurut saya adalah proses pembimbingan anak didik agar menjadi siswa-siswi
yang tangguh dan cerdas.”
Saya :”Pentingkah
BK dalam kegiata persekolahan ?.”
Bapak Slamet :”Sangat
penting , karena BK membantu siswa-siswi untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya baik itu mengenai pelajaran maupun pribadi.”
Saya :”Biasanya
masalah apa saja yang sering ditimbulkan oleh anak didik Bapak ?.”
Bapak Slamet :”Biasanya
itu sering tawuran di luar lingkungan sekolah , membolos , disaat itulah
peranan BK diperlukan untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi.”
Saya :”Bagaimanakah
sikap Bapak dalam menanggapi siswa yang bermasalah tersebut?.”
Bapak Slamet :”Sikap
saya pertama kali adalah mengarahkan yang baik , dan di nasehati”
Saya :”Ketika
anak tersebut tetap saja melakukan hal tersebut , apakah Bapak akan
mengalihtangankan si anak kepada BK?.”
Bapak Slamet :”Oh
ya begini , pertama di peringatkan , di nasehati , jika masih tetap saja begitu
, saya akan menginformasikan kepada guru BK , dan kemudian nanti akan diproses
oleh BK , biasanya si anak di panggil langsung ke ruang BK.”
5
Saya :”Banyak
siswa mengatakan bahwa BK itu polisi sekolah , dan siswa menjadi takut jika
berurusan dengan BK , bagaimana menurut Bapak?.”
Bapak Slamet :”Saya
akan memberi penjelasan kepada si anak mengenai BK , bahwasanya BK itu memiliki
tujuan baik , ingin menyelesaikan masalah yang ia hadapi , dll.”
Saya :”Jika
ada seorang anak di panggil oleh guru BK , apakah Bapak akan langsung
memberikan ijin pada si anak untuk menghadap BK?.”
Bapak Slamet :”Guru
itu punya cara masing-masing , biasanya guru BK memanggil si anak untuk
dibimbing dengan menyuruh orang , kalau saya tidak boleh , tidak mengijinkan
karena mengganggu pelajaran dan si anak jadi tidak mengikuti pelajaran , nanti
dulu setelah selesai pelajaran baru saya ijinkan. Tetapi setelah itu kadang
guru BK menanyakan mengapa anak tersebut tidak di ijinkan kepada saya , nah
nanti saya yang menjelaskan kepada guru BK tersebut. ”
Saya :”Apakah
Bapak selalu melakukan monitoring pada setiap siswa yang anda ampu ?.”
Bapak Slamet :”Iya
, setiap masuk , apalagi yang berkaitan dengan wali kelas , seperti saya
misalnya itu lebih saya perhatikan , jika ada guru lain yang mengajar di kelas
saya akan saya tekankan untuk lebih di
perhatikan anak saya , ada yang nakal misalnya , kasih tau siapa orangnya dan
anak-anak yang paling nakal itu di ambil , dan biasanya KBM akan berlangsung
lancar.”
Saya :”Sebagai
mitra seprofesi , apakah Bapak juga melakukan berbagai jenis pelayanan
orientasi informasi , misalnya apa Pak ?”
Bapak Slamet :”Ya
kadang-kadang , contohnya saja ‘anak-anak coba dengarkan , sebentar lagi kalian
akan menghadapi ujian , setelah ujian nanti kalian akan kelulusan ,
6
dengan kelulusan nanti kalian harus
pikir-pikir , pilih-pilih mau kerja atau kuliah dimana , misalnya saja perusahaan
yang bagus astra , honda , dll. Pilih yang sesuai dengan keahlian masing-masing’.”
Saya :”Apakah
Bapak sering memberikan motivasi di kelas terhadap para siswa?.”
Bapak Slamet :”Ya
, contohnya saja , ‘coba perhatikan Bapak , menuntut ilmu itukan untuk masa
depan kalian , kalau di kelas datang tidur , ijin keluar tidak kembali , nah
lalu bagaimana nanti masa depan kalian , kalian kalau mau kerja nanti terus
bagaimana kalau tidak tau apa-apa , dunia kerja juga semakin hari semakin ketat
persaingannya , banyak pengangguran di sana-sini , cobalah diniati dengan
sungguh-sungguh sekolah kalian ini’ , dan saya sebagai guru agama juga
menyarankan harus ada keseimbangan antara belajar dan beribadah untuk bekal
masa depan dan di akhirat.”
Saya :”Adakah
usaha Bapak dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa?.”
Bapak Slamet :”Tentu
ada , contohnya saja , untuk praktik itu kan pasti ada buku panduannya , nah
buku itu wajib bagi siswa untuk mau membaca dahulu sebelum praktik , begitu
juga sebaliknya jika membaca melulu tanpa praktik itu juga tidak akan ada
hasilnya. ”
Saya :”Kesan
dan pesan Bapak dalam keterlibatannya menjalani peran BK di sekolah ?.”
Bapak Slamet :”Kesannya
yang baik dulu , ketika saya mengingatkan dan siswa tersebut mematuhinya dan
semakin hormat itu jika siswanya baik , mau dikasih tau . Yang jeleknya jika
ada siswa yang diperingatkan tidak semakin baik malah semakin tidak hormat dan
menantang guru , diberi pelajaran semakin pasif , dan itu nanti urusannya
dengan BK.”
Saya :”Untuk
pesannya sendiri Pak ?.”
7
Bapak Slamet :”Pesannya
sebagai guru harus punya sikap yang patut di contoh , sabar , dengan sabar itu
lah nanti akan tercapai maksud dan tujuan yang kita inginkan.”
Saya :”Pertanyaan
yang terakhir Bapak , saran Bapak buat saya sebagai calon guru , bagaimana
baiknya mendukung kegiatan BK di sekolah?.”
Bapak Slamet :”Yang
pertama kepada siswa selalu lah bersikap ramah , lembut dan sopan , dengan
begitu pada akhirnya si anak akan bersikap sebaliknya pada kita , keras boleh ,
tegas boleh , tetapi di sesuaikan dengan situasi yang ada. Selalu perhatikan
murid , mana yang harus diperhatikan khusus mana yang tidak , contohnya saja
dengan bertanya pada murid yang tidak memperhatikan , nah otomatis si siswa
tidak bisa menjawab , lalu di limpahkan pada siswa lain yang serasa bisa
menjawab , yang tidak bisa menjawab itu pasti akan malu, lalu kita bilang pada
si anak ya sudah besok lagi diperhatikan
dan rajin belajar , jangan banyak-banyak
berbicara , karena takutnya nanti akan menyakitkan hati mereka dan
menjadikan anak dendam pada guru , semakin tidak menghormati guru. Yang kedua
seringlah berbaur pada siswa di luar kelas atau di luar jam pelajaran , di luar
kelas anggap seperti teman namun tetap sopan , jika di kelas tetap tegas ,
dalam belajar ya belajar , jangan disamakan dengan yang di luar kelas.”
Saya :”Baik
Bapak terimakasih atas waktu dan kesediaan Bapak untuk saya wawancara , saya
mengucapkan terimakasih banyak.”
Bapak Slamet “Ya
sama-sama.”
8
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam wawancara yang saya lakukan pada
tanggal 12 Juni 2012 dengan narasumber Bapak Slamet , ada 13 daftar pertanyaan
tidak termasuk biodata , pertanyaan yang pertama mengenai pengertian BK menurut narasumber , narasumber menjawab BK
adalah pembimbingan anak didik agar menjadi siswa-siswi yang tangguh dan cerdas
, hal ini sedikit berbeda dengan pengertian BK yang sebenarnya yaitu pemberian
bantuan kepada siswa yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh
seorang ahli dengan menggunakan berbagai prosedur , cara dan bahan tertentu agar
siswa tersebut mampu mandiri dalam mencegah , memecahkan masalah yang di
hadapinya dan pada akhirnya dapat mengembangkan dirinya sendiri.
Pertanyaan kedua
pentingkah BK dalam kegiatan persekolahan , narasumber menjawab Sangat penting , karena BK membantu
siswa-siswi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya baik itu mengenai
pelajaran maupun pribadi . Pertanyaan ketiga , kenakalan remaja apa sajakah
yang biasanya terjadi disekolah tempat narasumber mengajar , narasumber
menjawab biasanya sering tawuran di luar lingkungan sekolah dan juga membolos .
Pertanyaan keempat mengenai bagaimana sikap narasumber dalam mengatasi anak
tersebut , narasumber menjawab mengarahkan dan menasehati.
Pertanyaan
kelima seandainya si anak masih
melakukan perbuatan tersebut apakah narasumber akan mengalihtangankan si anak
kepada BK , narasumber menjawab ya beliau akan melaporkan pada BK jika si anak
setelah diberi nasihat dan peringatan tetap saja tidak berubah sikapnya hal ini
menandakan bahwa beliau telah melaksanakan perannya dalam pelaksanaan BK di
sekolah yaitu peran guru sebagai mediator , dimana guru dalam kedudukannya yang
strategis melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan
pengalihtanganan siswa yang memerlukan bmbingan da konseling.
9
Pertanyaan
keenam , banyak siswa mengatakan bahwa BK itu polisi sekolah , dan siswa
menjadi takut jika berurusan dengan BK , lalu bagaimana usha narasumber untuk
meyakinkan si anak agar mau melakukan bimbingan , narasumber, menjawab akan
memberi penjelasan kepada si anak mengenai BK , bahwasanya BK itu memiliki
tujuan baik , ingin menyelesaikan masalah yang ia hadapi , hal ini juga
menunjukkan bahwa narasumber telah melakukan perannya sebagai informatory yaitu
menginformasikan tentang tujuan , fungsi , dan manfaat bimbingan dan konseling
kepada siswa.
Pertanyaan
ketujuh , Jika ada seorang anak di panggil oleh guru BK , apakah Bapak akan
langsung memberikan ijin pada si anak untuk menghadap BK , narasumber menjawab
tidak , ia memberikan ijin nanti ketika pelajarannya telah selesai , dalam hal
ini narasumber kurang menjalankan perannya sebagai motivator , tanpa kerelaan
guru dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk menerima layanan bimbingan
perseorangan maka akan sulit terlaksana
mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan dan konseling.
Pertanyaan
kedelapan , apakah narasumber selalu melakukan monitoring pada setiap siswa
yang di ampu , beliau menjawab iya setiap masuk kelas , apalagi yang berkaitan
dengan wali kelas , beliau akan lebih memperhatikannya , jika ada guru lain
yang mengajar di kelas akan beliau tekankan untuk lebih di perhatikan anak tersebut
, misalnya ada salah satu murid yang nakal , mengasih tau siapa orangnya dan
anak-anak yang paling nakal itu di perhatikan dahulu , biasanya dengan begitu
KBM akan berlangsung lancar. Dalam hal ini narasumber termasuk sudah
melaksanakan perannya sebagai mediator.
Pertanyaan
kesembilan , sebagai mitra seprofesi , apakah narasumber juga melakukan
berbagai jenis pelayanan orientasi informasi , dan apa misalnya , beliau
menjawab ya kadang-kadang , misalnya saja beliau menyampaikan pada murid-murid
, ‘’anak-anak coba dengarkan , sebentar lagi kalian akan menghadapi ujian ,
setelah ujian nanti kalian akan kelulusan , dengan kelulusan nanti kalian harus
pikir-pikir , pilih-pilih mau kerja atau kuliah dimana , misalnya saja
10
perusahaan yang bagus astra , honda ,
dll. Pilih yang sesuai dengan keahlian masing-masing’’ . Dengan begitu beliau
juga telah melakukan peranannya sebagai kolaborator yaitu menyampaikan layanan
orientasi informasi.
Pertanyaan
kesepuluh , apakah narasumber sering memberikan motivasi di kelas terhadap para
siswa , narasumber menjawab ya , biasanya beliau mengatakan ‘‘coba perhatikan Bapak , menuntut ilmu itukan
untuk masa depan kalian , kalau di kelas datang tidur , ijin keluar tidak
kembali , nah lalu bagaimana nanti masa depan kalian , kalian kalau mau kerja
nanti terus bagaimana kalau tidak tau apa-apa , dunia kerja juga semakin hari
semakin ketat persaingannya , banyak pengangguran di sana-sini , cobalah
diniati dengan sungguh-sungguh sekolah kalian ini’’ , dan beliau sebagai guru
agama juga menyarankan harus ada keseimbangan antara belajar dan beribadah
untuk bekal masa depan dan akhirat
nanti. Dengan begitu beliau telah melaksanakan perannya sebagai motivator.
Pertanyaan
kesebelas , adakah usaha narasumber dalam mengatasi kesulitan belajar yang
dialami siswa , Bapak Slamet menjawab tentu ada , misalnya saja untuk kegiatan
praktikum pasti disediakan buku panduan untuk praktikum tersebut , beliau mewajibkan bagi siswa untuk membaca
dan memahami isinya agar praktikum berjalan lancar. Dengan begitu secara
otomatis beliau telah melaksanakan perannya dalam pelaksanaan BK yaitu peran
sebagai fasilitator , yaitu dimana pada saat siswa mengalami kesulitan dalam
belajar guru dapat merancang program agar si anak dapat mengatasi kesulitan
belajar tersebut.
Pertanyaan
keduabelas , saya menanyakan mengenai kesan dan pesan beliau mengenai
keterlibatannya menjalani BK di sekolah , beliau mejawab kesan baiknya , ketika
beliau mengingatkan dan siswa tersebut mematuhi , semakin hormat beliau tentu
senang dengan murid baik seperti itu , kesan yang kurang baik jika ada siswa yang diperingatkan tidak
semakin baik malah semakin tidak hormat dan menantang guru , diberi pelajaran
semakin pasif , terkadang itu juga
membuat beliau kesal , namun sebagai guru meskipun sekesal apapun beliau tetap
harus sabar dan memberi sikap yang patut di contoh oleh anak didiknya.
11
Pertanyaan
terakhir ketigabelas , saran beliau untuk saya sebagai seorang calon guru ,
bagaimana baiknya mendukung kegiatan BK di sekolah , beliau menjawab yang
pertama kepada siswa harus selalu bersikap ramah , lembut dan sopan , dengan
begitu pada akhirnya si anak akan bersikap sebaliknya pada kita , kita boleh
bersikap keras dan tegas tetapi itu juga harus di sesuaikan dengan situasi yang
ada. Yang kedua selalu perhatikan tingkah laku murid , mana yang harus
diperhatikan khusus mana yang tidak , contohnya saja dengan bertanya pada murid
yang tidak memperhatikan , jika si anak tidak bisa menjawab beri nasehat besok
lagi diperhatikan dan rajin belajar , cukup sedikit saja menasehati karena ditakutkan nanti akan menyakitkan hati
si anak dan menjadikan anak dendam pada guru , semakin tidak menghormati guru.
Yang ketiga sering berbaur pada siswa di luar kelas atau di luar jam pelajaran
, anggap mereka seperti teman namun dengan tidak meninggalkan norma sopan
santun guru terhadap murid .
12
BAB IV
PENUTUP
Ø Kesimpulan
5 peran guru mata
pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yang harus dilaksanakan
demi berjalannya kegiatan bimbingan dan konseling :
a)
Guru sebagai informator
b) Guru sebagai
fasilitator
c) Guru sebagai
Mediator
d)
Guru sebagai kolaborator
e) Guru sebagai motivator
Ø Saran
Dalam pelaksanaan
peran guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan konseling ada hal-hal
yang perlu diperhatikan :
a) Bersikap ramah , lembut dan sopan pada siswa
didik
b) Memperhatikan setiap tingkahlaku siswa didik
c) Menjalin komunikasi yang baik antara guru dan
siswa (komunikasi 2 arah)
13
DAFTAR PUSTAKA
Heru Mugiarso , dkk . 2011. Bimbingan dan Konseling . Semarang :
UNNES press
http://www.google.com. Diakses
pada tanggal 9 Juni 2012
http://blogger/Muhammad Irawan Syah.com . Diakses pada
tanggal 12 Juni 2012